Minggu, 12 April 2015




 
 
ManiakMotor – Setang piston sama sekali tidak diganti, kruk-as aman, piston pun tidak usah tukar dan dibrore-up. Tapi ini bukan sulap dan bukan pula ilmu perdukunan, tetapi ilmu nyata utak-atik menaikan power mesin dengan tarikan awal, wuzzzzz.. Cukup ganti pin setang piston pada kruk-as, kapasitas naik. Ya, tenaga juga melejit brosist, apalagi putaran bawahnya, ngiiiiibrit...!

Itu sama saja geser big and  atau dudukan setang piston pada kruk-as. Bedanya versi ini dudukannya yang diutak-atik agar posisi setang  maju (naik). Sehingga langkah torak (stroke) juga naik. “Cara ini lahir dari konsumen sendiri. Dengan cara ini, sangat mudah kembali seperti standar pabrik. Itu bedanya dengan bore-up,” buka  Vincent, juragan Vincent Racing Gallery (VRG) di Kebun Jeruk III, Jakarta Kota.
VRG menjual alat ini bervariasi; mulai dari Rp 250 ribu dan seterusnya, sesuai naiknya stroke. Dengan pin ini fungsi setang piston sama saja. Yang beda desainnya. Bila  pin standar berbentuk satu lobe atau benjolan, pin ini seperti malaikat, kan ajaib bisa naikin stroke tanpa merusak, brosist. Ya, hanya bikin 'lecet' kantong sikit, lah.

Mereknya banyak. Ada LHK, CLD, dan lainnya. Boleh untuk matik, sport dan kwek maksudnya bebek yang 4-Tak. “Cara pasangnya sama sekali tidak merusak atau menggeser lubang aslinya pada kruk-as. Hanya buka pin standar dan pasang yang baru. Sebaiknya menggunakan jasa bengkel bubut agar presisi dan kuat,” sambung Muhammad Farid alias Popo, mekanik sekaligus pemilik tim drag bike Wahana Baru Motor dari Bandung, Jawa Barat.  Matik balapnya menggunakan cara ini untuk menaikanstroke.Tonjolannya ada tiga. Bagian yang dipegang kruk-as kiri-kanan sama bentuk dan sejajar. Sedang yang tengah lebih maju, inilah yang menaikkan stroke tersebut. Bergeraknya big and antara 1,5 mm sampai 7 mm, tinggal terserahbrosist, mau cepat sampai ke rumah sakit atau pelan-pelan dikasih obat merah.  Becanda, boleh kan? Makanya, walau pakai pin ini tetap utamakan safety riding.

Meski menambah langkah maksimal 7 mm, tetap saja ada batas maksimal untuk harian. Paling aman pakai 3 mm. “Jika diaplikasi ke Mio, penggantian pin stroke 3 mm dan tanpa ganti piston, kapasitas jadi 125 cc. Syaratnya blok piston bagian bawah diganjal paking alumunium setebal 3 mm juga,” kali ini Kentar Dima yang komentar, doski juru korek dari tim drag bike Anker Sport Hariots Feat Key Speed.
Motor bebek pun bisa aplikasi, caranya sama saja dengan matik. Ukuran pin strokenya pun beragam, “Bila ingin mempertahankan komponen tetap asli, disarankan tidak terlalu banyak naiknya. Misalnya  Jupiter Z cukup 1,5 mm,” kata Arief Sigit Wibowo alias Pele dari Pells Racing yang Jupiter Z korekannya bejaban dengan Satria FU di lintasan drag bike. Pele lebih percaya dengan cara ini dibanding dengan menggeser lubang pin setang seher pada kruk-as.
Di liaran yang liar-liar cara ini pun ramai dipakai. Biasanya untuk mengelabui lawan. Dia bisa menambah kapasitas mesin tanpa ubah paking blok. "Tapi yang dipakai paling kecil, maka bisa lolos di ‘kelas’ paking selembaran,” tutur Ntonk, juru korek dari bengkel NDRT, Jakarta yang korekannya cukup disegani di pentas bali seputaran Jakarta.
Ntonk menyebut langkah ini akan memakan biaya Rp 400 ribu sampai Rp 700 ribu-an. Itu  tergantung jenis motor dan suku cadang digunakan. “Bukan hanya pin stroke yang harus diganti, rantai keteng juga pakai ukurannya lebih panjang. Selebihnya untuk ongkos kerja, bayar jasa bengkel bubut, paking blok dan oli mesin,” rinci Ntonk yang nama aslinya Usmaul Choir ini.



Part II
Alhamdulillah,

Sujud syukur kepada Allah masih bisa diberi rejeki untuk riset motor balap dan mengembangkan ilmu. Order pertama bebek 4t 200cc drag ini datang dari bos hellen cabe , Banyuwangi.  Mengandalkan pacuan berbasis yamaha crypton niatnya ingin menghemat di modal awal. Harapannya tentu adalah pengembangan di sisi otak pengapian, pasokan bahan bakar dan sistem pelepas gas buang dipilih yang terbaik.

Karburator pwk sudco 35mm airstriker buatan USA adalah tabel belanja teratas. Cdi programable terbaik pun dipilih, jatuh pada rextor type prodrag. koil dibelanjakan dari pabrikan mitsubitshi yang biasa dipakai kawasaki kx. Knalpot produksi WRX kita pilih sebagai pamungkas!

Karburator pwk ini jelas terasa mampu mensuplai mesin hingga gasingan 12500 rpm. Hasil dyno juga menunjukkan bahwa keluaran tenaga masih lebih gahar dibanding karburator type Pj.
Cdi rextor dipakai untuk membantu torsi di rpm bawah menengah dengan di seting lebih tinggi hingga 36 derajat. Akselerasi rpm di limit pada 12800 rpm demi keawetan mesin meskipun kompresi sudah dipatok rendah, dibawah 12:1 , bahan bakar pertamax masih bisa lho hehehe…  itulah kuncian mengapa mesin awet meski stang piston merk NPp hahaha…
Noken as durasi 66/36 tentu akan membuat motor lebih nafas di putaran tinggi. Hal ini tidak berjalan sendiri, tentu di dukung katup besar, in 33mm , ex 28mm. Sesuai untuk piston tiger merk Npp os 200. Porting dipatok 27mm untuk mengejar torsi. Pir klep america digunakan untuk mencegah floating meski ditekan lift 10mm.

Terus terang flow kepala silinder 2 katup pasti kalah 20% dari yg 4 katup. Jika crypton mampu menembus 30dk misal, fu bisa 36dk… haduuuuhhhh oleh karena itu mesin non-dohc perlu banyak asupan energi dari karburator besar, piston besar, geser langkah kruk as. Dan penyempurnanya di sistem gas buang yang handal.
Selain diameter leher yang besar , kualitas bahan serta geometri pipa header hingga silincer harus dikalkulasi matang dengan rumusan rumit dan riswt panjang. Untuk memperingan kerja, pemilihan knalpot salah satu yg membuat kita percaya diri akan komposisi mesin. Tidak khawatir knalpot terlalu los atau terlalu nahan.

Searching di internet , eh ketemu web wrx knalpot  , dilihat-
Lihat kok knalpot WRX modelnya ciamik dan harga pun terjangkau. Buatan Indonesia pula! Disamping itu, Riset WRX di motor suzuki satria fu sudah mampu membekukan timer 7.6 dengan mudah. Yaaa berarti kalau dipasang di mesin non dohc bisa mendekati lah. Itu kalau mekanik nya handal, lha kalau mekanik katrok dan ndeso kaya kita gini ya target timer minim 8.0 lah untuk motor yang pertama kali ikut hehehe…
Gigi rasio 1. 14/35 ¡ 2. 16/28 ¡ 3. 21/28 ¡ 4. 20/22 dicoba dipacu di lintasan 201m drag situbondo, sayangnya sona yanmar masih hanya bisa menempuh 8,1 detik.. keluhannya karburator terlalu basah dan kampas kopling selip. Hadeeewwww… padahal di rumah udah di seting bisa 7.9 pake timer hp. tapi apapun hasilnya disyukuri dahulu. Untuk patokan riset kedepan setidaknya kita tahu pr motornya, riset coba piston 66, langkah 58, dan racikan rasio yang baru…

Dan do’a atas karya kita hari ini adalah ““Ya Allah, aku mohon kebaikan dunia akhirat, Ya Allah, aku mohon ampun dan kebaikan dalam agama, dunia, keluarga,dan hartaku. Ya Allah, tutuplah aibku dan berilah aku rasa aman semua ketakutan.”(HR. Ahmad)  Semoga bos hellen cabe banyuwangi diberi banyak rejeki oleh Allah, supaya bisa terus riset bersama :)
TETAP SEHAT !! TETAP SEMANGAT !! BIAR BISA MODIFIKASI SETIAP HARI!

Step III
Yamaha Jupiter Z 180cc
Brig'sMotor – Mesin Yamaha Jupiter Z ini macam dicetak ulang untuk menyamai mesin DOHC di drag bike. Mesin asli hanya casing atau sebagai wadah alias mentah, karena strukturnya dibangun dari nol. Kepala silinder misalnya, lubang-lubangnya didesain kembali untuk melayani kapasitas 180cc. Kruk-as dan rumahnya (crankcase) yang membesar, jauh dari bentuk asli Jupiter.  Boleh disebut profesor dong, tunnernya..! Bisa-bisa Yamaha, perancang Jupiter Z akan nangis bombay, walau ia orang Jepang. Kan rancangannya sudah diobrak-abrik... 

Itu dia Jupie Z Ale yang tenar di lintas 300 meter yang pernah berlari 7.5 detik. Motor bermesin SOHC (single over head camcshaft) penantang dominasi Satria FU DOHC (double over head camshaft) di bebek tune-up s/d 200 cc. FU Cilandak Intan, FU Kontroversi dan motor ini saling mengalahkan di kelas tersebut. “Untuk setara DOHC di kelas ini tantangannya tiga step, kata sang mekanik Jabrig pawang Jupiter ini dari markas Pells Racing di Cinere Depok.


abinPicture
Anggap saja kepala silinder (cilinder headJupie bahan mentah. Lubang inlet dan outlet, termasuk rumah klep (sitting) telah ditutup dengan las babet.  Sbab nanti akan diberi  klep diameter ekstrem. Contoh saja, untuk urusan pemasangan klep 30 mm seperti di road race sudut-sudutnya juga berubah total. Apalagi yang ini, klep in-nya 34 mm dan buang 28,5 mm.
Trik ini jadi santapan Ale bila melongok perlengkapan bengkel Brig'sMotor. Bengkel yang sederhana namun lengkap dengan pisau penggali metal untuk mengejar persamaan efisiensi pembakaran setara DOHC. Makanya, brosist harus membaca spek bengkel Brig'sMotor.

Saat dilubangi ulang dengan pisau bubut model berdiri dan dihaluskan dengan pisau tunner, yang harus diingat adalah presisi derajat sitting klep dan curtaian area. Ya, sederhananya ukuran dan ruang lubang-lubang sebagai lintasan bahan bakar masuk dan buang buka-tutup klep.  Kalau pakai rumus, otak sampeyan akan keriting. Ale juga saat meracik ini mesin nggak pakai rumus, hasilnya tetap kencang.


abinPicture
ups..? “Tetap pakai rumus, Mas! Tapi rumus sederhana dari Graham Bell. Terutama penentuan diameter klep pada kepala silinder. Maka terciptalah tiga tingkat derajat posisi lubang in dan ex, pula desain ruang bakar yang mirip bak mandi (bathub). Saya yakin dengan model ini, debit bahan bakar akan seimbang dengan DOHC. Memang punya kelemahan pada ratanya penyebaran bensin dibanding DOHC,” cerita Ale. 

Tingkatan sudut-sudut lubang masuk dan buang dimulai 15o dihitung dari kubah ruang bakar, lanjut 30o dan diakhiri 45o. Pakai metode ini bahan bakar dari karbu lebih singkat. Menjaga klep minyak (masuk) dan klep api (buang) saling sikut saat overlap,  posisi klep ketemunya 28° untuk in dan ex 31°.  Itu sesuai pengakuan Pele lho. Bukan karangan Brig'sMotor. Bila brosist meniru namun keliru, silakan mesinnya diantar ke ale saja. Dijamin bisa, ya buktinya Jupiter Z Brig'sMotor.  Gitu aje kok repot.  Biarkan saja ale yang sibuk, tapi jangan lupa dibayar.
 Klep yang dipakai kodenya EE5. Model dan ukuran dengan persamaan  klep motor, tidak ditemukan di Indonsia. Iya, mana ada klep bebek standar diameternya 34 mm. Apalagi era sekarang yang DOHC, diameter klepnya kecil-kecil tapi dua. Klep EE5 adalah produksi  Thailand. Tapi ale setuju itu klep mobil.  Lha, kenapa nggak dibikin jadi roda empat aja bro, hehehe becanda.


abinPicture
Penggerak klep alias kem atau poros bubungan yang bahasa kerennya chamshaft sama saja, juga peta buta. Tetapi bukan seperti para pesulap pakai tutup mata yang ikut membutakan penonton. Noken-as menggunakan milik mobil Honda Estilo. Lalu, dipahat durasinya 282o, kem tinggi brosist. Bila motornya hidup seperti dak-dik-duk yang terasa di dada. Itu kalau menang saat lomba. Bila kalah, akan terasa di otak, maksudnya harus peras otak lagi untuk bikin kem yang bisa menumpahkan bahan bakar melawan FU yang DOHC.


Sekali lagi, pola dan profil kem bisa lebih mudah dibikin karena alat-alat sendiri yang dioperasikan sendiri. Pasti nggak sekali jadi. Mungkin saja sudah berbatang-batang kem mobil yang pernah dicetak dan akhirnya masuk besi kiloan. Nah di situ untungnya tukang loak, tapi nggak papa buat dia makan.  

Profil kem yang dibentuk disesuaikan  dengan durasi  yang dipatok di 282° tadi.  Itu  dari hitungan  membuka 370 sebelum TMA dan menutup 650 sesudah TMA. Sedang ex membuka 65o sebelum TMB  dan tertutup 370 sesudah TMB. Katanya, angka itu  memberi efek nafas lebih panjang dan power band sembari kedua tangan direntangkan. Kan lebar...


abinPicture

Pada rpm tinggi tidak akan terasa kehabisan nafas, powernya padat merayap. Paling yang dirasakan si joki duduk di jok tipis geli sikit. Makin digas kian geli, sekalian saja gas pol rem blong, pasti ketawa, kan geli. “Kem  Estilo hanya Rp 150 ribu. Tapi untuk urusan bikinnya saya sendiri yang menggerinda dan membubut. Bila racikannya ketemu, tinggal dicetak dengan mesin copy kem. Kalau ada yang mau pesan, boleh saja,” kekeh Pele dengan maksud promosi sambil tunjukkan puluhan kem ‘korban’ risetnya.

Berbeda dengan kem dan head yang buta. Kruk-as malah dibikin melek, maksudnya diperbesar yang tadinya sipit. Lingkar kruk-as Jupie 96 mm dipermak menjadi 102 mm. Caranya, menambal dengan ring yang tidak dijelaskan pakai ring apa, tapi jauh dari ring tinju. Rancangan modifikasinya mirip kruk-as Yamaha Mio drag bike versi Thailand.

Sebenarnya cara ini untuk menggeser dudukan setang piston. “Karena mengejar stroke agar naik sesuai penggunaan piston Kawahara 66 mm. Juga bobot kruk-as lewat naiknya kapasitas. Dengan begitu, naiknya rpm lebih tertata,” jelas Pele dengan logat Jawa kental sembari ‘ngos-ngosan otaknya’.


Itu maksudnya diameter bundar kruk-as yang aslinya kecil menjadi besar alias melek yang bukan meram-melek. Sekalian melek, momen puntir pun masih  ditambah dengan bobot balancer yang 750 gram. Ya makin melotot tetapi tidak melototi FU untuk ditantang lho. Maklum, langkah-langkah tidak akan didapati menaikkan kapasitas sampai 200 cc pada FU.

Dudukan setang piston disesuaikan dengan setang piston Yamaha Mio. Setang ini lebih panjang 2 mm dari standar Jupie dan lubang dudukannya juga lebih besar 2 mm lingkarannya. Pendeknya dengan bikin melek kruk-as dengan kombinasi setang piston Mio menghasilkan stroke 58 mm. Bila dihitung dengan diameter piston 66 mm hasilnya adalah 198 cc. Modal inilah yang menggemparkan Jupiter Z ale sebagai penantang FU di bebek s/d 180 cc.
siap tempurrrr..... cuy...!!!!!